Gratyo Practical Business Coaching

Cara Membuat dan Contoh Laporan Keuangan Sederhana

Mengelola keuangan usaha, sekecil apa pun, adalah hal yang sangat penting. Namun, bagi sebagian besar pemula, kata “laporan keuangan” bisa terdengar sangat menakutkan. Banyak yang merasa bahwa menyusun laporan keuangan itu rumit dan membutuhkan keahlian khusus. Padahal, laporan keuangan sederhana bisa Anda buat dengan mudah untuk memantau kondisi keuangan bisnis Anda. Di artikel ini, kita akan membahas contoh laporan keuangan sederhana, langkah-langkah membuat dan cara menyusunnya secara praktis.

Jenis-Jenis Laporan Keuangan Sederhana yang Perlu Anda Ketahui

Sebelum masuk ke contoh-contoh laporan, penting bagi Anda untuk mengenal jenis laporan keuangan yang paling umum. Secara umum, ada tiga jenis laporan keuangan yang sering digunakan untuk bisnis kecil atau usaha rumahan:

  1. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi adalah jenis laporan yang berfungsi untuk menunjukkan bagaimana kondisi usaha Anda dalam periode tertentu. Dalam laporan ini, Anda bisa melihat pendapatan yang dihasilkan bisnis, beban atau biaya yang dikeluarkan, dan tentu saja, laba atau rugi yang dihasilkan.
    Misalnya, jika Anda memiliki toko online yang menjual baju dan dalam satu bulan berhasil menjual produk dengan nilai total Rp 10.000.000, dan Anda mengeluarkan biaya operasional sebesar Rp 6.000.000, maka laba bersih yang Anda hasilkan adalah Rp 4.000.000.
    Contoh sederhana laporan laba rugi:
    • Pendapatan: Rp 10.000.000
    • Beban Operasional: Rp 6.000.000
    • Laba Bersih: Rp 4.000.000 (Pendapatan – Beban)
  2. Neraca (Balance Sheet) Neraca adalah laporan yang memberikan gambaran tentang kondisi keuangan usaha pada satu titik waktu tertentu. Laporan ini mencakup tiga elemen utama: aset (apa yang dimiliki bisnis), kewajiban (utang atau liabilitas), dan ekuitas (modal pemilik).
    Dalam neraca, Anda dapat melihat seberapa sehat kondisi keuangan bisnis Anda. Jika aset lebih besar dari kewajiban, berarti kondisi usaha Anda sehat. Sebaliknya, jika kewajiban lebih besar, itu artinya bisnis Anda memiliki banyak utang dan bisa jadi tanda peringatan.
    Contoh sederhana neraca:
    • Aset: Rp 20.000.000
    • Kewajiban: Rp 8.000.000
    • Ekuitas: Rp 12.000.000 (Aset – Kewajiban)
  3. Laporan Arus Kas (Cash Flow) Laporan arus kas adalah laporan yang menggambarkan aliran uang masuk dan keluar dari bisnis dalam periode tertentu. Arus kas yang sehat berarti Anda memiliki cukup uang tunai untuk membayar tagihan, gaji karyawan, dan biaya operasional lainnya. Dengan laporan ini, Anda bisa melihat seberapa baik bisnis Anda dalam mengelola kas.
    Contoh sederhana laporan arus kas:
    • Kas Masuk: Rp 15.000.000
    • Kas Keluar: Rp 12.000.000
    • Kas Bersih: Rp 3.000.000

4 Langkah Mudah Membuat Laporan Keuangan Sederhana

Setelah mengetahui jenis laporan keuangan, sekarang saatnya Anda belajar cara menyusun laporan tersebut. Meskipun terdengar rumit, sebenarnya proses membuat laporan keuangan bisa dipecah menjadi beberapa langkah sederhana. Berikut adalah empat langkah praktis yang bisa Anda ikuti:

1. Catat Semua Transaksi

Langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah mencatat setiap transaksi keuangan yang terjadi dalam bisnis. Ini mencakup semua pendapatan (penjualan, investasi, dll.) dan pengeluaran (biaya produksi, gaji, sewa, dll.).

Pencatatan bisa dilakukan secara manual menggunakan buku kas, atau Anda juga bisa menggunakan software akuntansi sederhana. Hal penting di sini adalah konsistensi. Setiap kali ada transaksi, langsung catat tanpa menunggu hingga akhir bulan. Dengan begitu, Anda tidak akan kebingungan mencari data transaksi nantinya.

Sebagai contoh, jika Anda membuka usaha makanan kecil-kecilan, pastikan Anda mencatat setiap pembelian bahan baku, pembayaran listrik, penjualan harian, dan biaya lain-lain. Ini adalah fondasi dari laporan keuangan yang baik.

2. Klasifikasikan Transaksi

Langkah kedua adalah mengelompokkan transaksi yang telah Anda catat tadi ke dalam kategori-kategori yang sesuai. Misalnya, pendapatan dari penjualan bisa masuk ke kategori “pendapatan operasional,” sedangkan biaya listrik dan air bisa masuk ke dalam kategori “beban operasional.”

Pengelompokan ini penting agar Anda bisa mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana uang bergerak dalam bisnis Anda. Dalam laporan laba rugi, Anda akan memisahkan pendapatan dan beban, sehingga mudah untuk melihat apakah usaha Anda untung atau rugi.

Contoh kategori umum:

  • Pendapatan Operasional: Uang yang masuk dari penjualan produk atau jasa.
  • Beban Operasional: Biaya sehari-hari seperti sewa tempat, gaji, dan utilitas.
  • Beban Non-Operasional: Biaya yang tidak berkaitan langsung dengan operasi, misalnya biaya bunga utang.

3. Susun Laporan Keuangan

Setelah semua transaksi dicatat dan dikelompokkan, langkah berikutnya adalah menyusun laporan keuangan berdasarkan data yang sudah Anda kumpulkan. Mulailah dengan menyusun laporan laba rugi terlebih dahulu, karena ini adalah laporan yang paling mudah dan langsung memberikan gambaran tentang performa usaha Anda.

Kemudian, lanjutkan dengan menyusun neraca. Ini memerlukan perhitungan antara aset dan kewajiban. Jangan lupa untuk menyertakan ekuitas atau modal pemilik agar laporan neraca Anda seimbang.

Terakhir, buat laporan arus kas. Di sini, Anda akan mencatat semua uang yang masuk dan keluar untuk melihat apakah bisnis Anda memiliki cukup kas untuk beroperasi secara lancar.

4. Analisis dan Evaluasi

Setelah laporan selesai disusun, saatnya melakukan analisis. Evaluasi laporan laba rugi untuk melihat apakah usaha Anda menghasilkan keuntungan atau justru merugi. Jika bisnis Anda merugi, coba analisis lebih dalam. Apakah ada biaya operasional yang bisa dikurangi? Atau mungkin pendapatan dari penjualan perlu ditingkatkan?

Analisis juga laporan neraca untuk memeriksa kesehatan keuangan secara keseluruhan. Apakah utang Anda terlalu banyak? Jika iya, Anda mungkin perlu mencari cara untuk mengurangi utang atau menambah modal.

Laporan arus kas juga sangat penting untuk dianalisis. Jika arus kas Anda negatif (lebih banyak uang keluar daripada masuk), Anda perlu memikirkan cara untuk meningkatkan pendapatan atau menunda beberapa pengeluaran.

Tips Praktis

Bagi pemula, menyusun laporan keuangan bisa jadi terasa membingungkan. Namun, ada beberapa tips sederhana yang bisa membantu Anda memulainya dengan lebih mudah:

  1. Gunakan Template Tidak perlu mulai dari nol. Ada banyak template laporan keuangan gratis yang bisa Anda temukan secara online. Anda bisa menggunakan template tersebut untuk mencatat pendapatan, beban, dan menyusun laporan keuangan sederhana.
  2. Rutin Catat Transaksi Harian Jangan menunggu akhir bulan atau bahkan akhir tahun untuk mencatat transaksi. Ini bisa membuat Anda bingung dan melupakan detail penting. Dengan mencatat transaksi harian, laporan keuangan Anda akan selalu up-to-date dan Anda bisa menghindari kebingungan saat menyusun laporan.
  3. Mulailah dengan Tiga Laporan Utama Fokus pada tiga laporan keuangan yang telah kita bahas di atas: laporan laba rugi, neraca, dan arus kas. Ketiga laporan ini sudah cukup untuk memberikan gambaran lengkap tentang kondisi keuangan bisnis kecil.
  4. Manfaatkan Teknologi Jika Anda merasa kesulitan mencatat dan menyusun laporan secara manual, tidak ada salahnya memanfaatkan teknologi. Ada banyak software akuntansi yang bisa membantu Anda mencatat transaksi dan menyusun laporan keuangan secara otomatis. Beberapa software bahkan tersedia secara gratis dan sangat mudah digunakan, terutama untuk bisnis kecil.
  5. Konsisten dan Disiplin Membuat laporan keuangan membutuhkan konsistensi. Jadikan pencatatan transaksi sebagai rutinitas harian atau mingguan. Dengan begitu, Anda tidak akan merasa terbebani ketika harus menyusun laporan di akhir bulan.

Kesimpulan

Menyusun laporan keuangan sederhana memang terdengar seperti tugas yang berat, tapi sebenarnya sangat bisa dilakukan oleh siapa saja, bahkan oleh pemula sekalipun. Yang penting adalah memahami jenis laporan keuangan yang perlu Anda buat—seperti laporan laba rugi, neraca, dan arus kas—serta mengikuti langkah-langkah sederhana dalam pencatatan dan pengelompokan transaksi.

Dengan konsistensi dan disiplin, laporan keuangan akan menjadi alat yang sangat berguna untuk memahami kondisi bisnis Anda dan membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih baik. Terlepas dari ukuran bisnis, memiliki laporan keuangan yang baik adalah kunci untuk memastikan bahwa bisnis Anda bisa terus tumbuh dan berkembang.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *