Bisnis Anda punya banyak customer dan transaksi bisnis yang terjadi juga tinggi? Tapi ternyata uang cash yang Anda pegang sangat sedikit karena customer banyak yang belum bayar? Bahkan ketika Anda tagih, customer-nya malah marah ke Anda?
Uang mengambang
Bagaimana perasaan Anda saat bisnis Anda punya banyak customer, penjualan yang sangat tinggi dan customer yang loyal selalu datang kembali membeli di bisnis Anda?
Anda pastinya sangat senang ya karena customer antri di bisnis Anda dan omzet juga pastinya meningkat.
Tapi bagaimana jadinya jika saat Anda menghitung hasil transaksi bisnis, ternyata uang cash yang Anda pegang sangat sedikit dibanding uang penjualan karena customer Anda banyak yang belum bayar?
Artinya uang Anda “mengambang” karena bisnis Anda memberikan term of payment (TOP) atau tenggang waktu pembayaran. Jadi produk sudah Anda kirimkan, tapi uang pembayaran belum Anda terima.
Rahasia transaksi bisnis
Global Awards Winning Business Coach, Coach Yohanes G. Pauly menjelaskan bahwa setiap bisnis yang menerapkan TOP, harus punya sistem penghitungan Account Receivable Days (A/R Days), yaitu berapa hari piutang yang masih belum dibayar customer.
Coach Yohanes G. Pauly memberikan langkah praktis yang bisa diterapkan pemilik bisnis agar pada setiap transaksi bisnis yang dilakukan, customer bisa membayar dengan tepat waktu:
1. Hitung A/R Days
Langkah pertama adalah hitung berapa A/R Days customer Anda dan bandingkan dengan target TOP yang sudah Anda tetapkan di awal.
Jika angka A/R Days lebih besar dibandingkan target TOP, inilah alasan utama kenapa uang cash yang Anda pegang sangat sedikit!
Baca juga:
- Ketahui 5 Kesalahan Metode Rekrutmen yang Sebabkan Anda Salah Seleksi Karyawan
- 4 Strategi Pengembangan Usaha agar Bisnis Bertahan di Masa Krisis
2. Lakukan review internal
Kadang kala, keterlambatan customer Anda membayar bisa disebabkan karena kesalahan internal, seperti
- Late internal invoicing process: invoice atau tagihan terlambat dibuat dan dikirimkan oleh finance team
- Not complete documents for payment: invoice yang belum dibayarkan oleh customer karena dokumen yang disyaratkan oleh customer belum lengkap, seperti invoice yang tidak ada tandatangan dari kedua belah pihak
- Weak reminder & follow up payment process: finance team tidak melakukan reminder dan follow up ke customer dengan baik
“Oleh karena itu, cek dulu internal bisnis Anda, pastikan kesalahan bukan dari internal bisnis agar tidak menjadi bumerang.” ucap Coach Yohanes G. Pauly.
3. Buat strategi untuk menurunkan A/R Days
Ada beberapa strategi yang bisa diterapkan pemilik bisnis untuk menurunkan A/R Days:
- Closing-the-sales checklist: membuat sebuah checklist sederhana, lengkap dengan dokumen apa saja yang dibutuhkan di setiap langkah agar finance team melengkapi semua dokumen yang berhubungan dengan penjualan ke customer segera setelah closing the sales atau terjadi penjualan. Dilanjutkan dengan melakukan follow up secara periodik sesuai checklist
- A/R monitoring system: membuat tabel untuk mengelompokkan customer dari yang belum jatuh tempo, yang sudah lewat jatuh tempo, dan yang sudah sangat lewat dari jatuh tempo. Tujuannya agar finance team fokus follow up ke customer yang belum jatuh tempo karena secara umum akan relatif lebih mudah untuk ditagih
Mau tahu artikel strategi keuangan lainnya dari Coach Yohanes G. Pauly? Klik strategi keuangan berikut ini!