Key Performance Indicator

Indikator Penting agar Bisnis tidak ‘Mati’ ditengah Pandemi dengan 6 Key Performance Indicator ini!

Key Performance Indicator

Di tengah pandemi dan gaya bekerja yang work from home, salah satu indikator penting yang harus dikuasai adalah untuk membuat karyawan berkerja maksimal dan sesuai harapan. Ini 6 indikator yang harus Anda perhatikan saat membuat Key Performance Indicator untuk karyawan agar tidak hanya sekedar angka saja di bisnis!

Key Performance Indicator

Bagaimana cara Anda menentukan siapa karyawan yang kinerjanya bagus dan asal-asalan? Tentunya Anda tidak bisa menggunakan perasaan saja, misalnya, “Sepertinya si A bagus” atau “Sepertinya strategi ini yang paling banyak menyumbang omzet”. Ya kan?

Anda harus punya sistem yang akurat untuk bisa menghitung performa masing-masing karyawan. Salah satu cara yang populer digunakan oleh pemilik bisnis adalah dengan menggunakan Key Performance Indicator (KPI).

Dari sekian banyak pemilik bisnis yang menerapkan KPI, mayoritasnya hasil yang didapat tidak seperti harapan. KPI tersebut hanya menampilkan angka saja dan tidak memberikan efek apa-apa terhadap karyawan terlebih lagi terhadap performa Bisnis Anda.

Kesalahan dari penggunaan sistem KPI adalah karena tidak ada sistem monitoring. Agar KPI ini bisa berjalan dengan efektif, Global Awards Winning Business Coach, Coach Yohanes G. Pauly melengkapi sistem KPI ini dengan Key Performance Indicator & Monitoring (KPIM).

Tujuan adanya monitoring agar karyawan yang performanya jelek bisa terus dimonitoring secara berkala dan performanya meningkat dan memonitor strategi atau cara mana yang berhasil dan mana yang tidak agar bisa diperbaiki lagi

Lalu apa saja indikator yang harus diperhatikan saat membuat Key Performance Indicator & Monitoring (KPIM)?

1. Membuat KPIM dari atas

Langkah pertama adalah dengan membuat KPIM dimulai dari posisi paling atas yaitu pemilik bisnis atau CEO, lalu turun ke direct report di bawahnya seperti direktur, turun ke level manager, supervisor, dan akhirnya ke level yang paling bawah.

Jadi bukan membuat KPIM dari bawah, karena semua dimulai dari atas, maka akan lebih mudah saat menurunkan KPIM tersebut ke bawah. KPIM CEO kemungkinan besar tidak jauh dari business goals dari bisnis tersebut. Lalu turunkan ke bawah baris demi baris di organization structure.

2. Buat mulai dari posisi yang paling penting

Setiap bisnis punya posisi penting berbeda yang harus diutamakan untuk memiliki KPIM. Misalnya yang mau dicapai adalah penjualan, maka mulailah dengan membuat KPIM untuk Sales Manager, ke Sales Supervisor, hingga officer.

Baca juga:

3. Tentukan top 3 hal yang ingin dicapai, ukurannya, dan bobotnya

Karena setiap karyawan harus mempunyai KPIM, maka tentukan apa top 3 yang harus dicapai dan target ukuran dari setiap indiaktor.

Setiap KPIM sebaiknya memiliki 3 indikator yang mau dimonitor. Bila terlalu banyak, maka orang di posisi tersebut jadinya tidak fokus atas apa yang diharapkan. Bila terlalu sedikit kemungkinan akan membuat tanggungjawab orang tersebut tidak tercakup dengan baik.

Kemudian tentukan bobot dari setiap indikator tersebut. Ingat bahwa bobot ini menentukan prioritas dan fokus di posisi tersebut.

4. Tentukan Rewards & Consequences

Agar karyawan makin semangat dan termotivasi bekerja, dalam penilaian kinerja karyawan KPIM, pemilik bisnis harus membuat sebuah rewards atau penghargaan untuk apa yang akan didapatkan oleh karyawan di posisi tersebut bila ia mencapai atau bahkan over-achieve dari target yang disetujui bersama.

Sebaliknya, pemilik bisnis juga harus membuat consequences atau konsekuensi (bukan punishment atau hukuman) bila karyawan tidak mencapai target yang disetujui bersama.

5. Hitunglah Nilai KPIM

Pada akhir periode misalnya di akhir bulan atau di awal bulan berikutnya, masukkan angka yang aktual yang dicapai oleh karyawan dan hitung berapa nilai KPIM dari karyawan tersebut. Inilah angka yang penting yang menggambarkan bagaimana kinerja karyawan.

6. Monitoring secara Periodik

Banyak KPI (bukan KPIM) tidak jalan karena tidak ada monitoring system. Cara monitoring pada sistem penilaian kinerja karyawan KPIM adalah dengan mengurutkan nilai karyawan dari yang paling tinggi ke yang paling rendah. Kemudian kumpulkan seluruh karyawan dan tampilkan nilai KPIM ini.

“Normalnya, karyawan yang nilainya dibawah akan merasa malu dan akan bekerja lebih giat lagi agar bulan berikutnya tidak berada di posisi bawah.” ucap Coach Yohanes G. Pauly.

Dengan KPIM, pemilik bisnis bisnis bisa memonitoring siapa karyawan yang konsisten di bawah dan langkah apa yang harus diambil agar kinerja karyawan tersebut makin membaik.

Mau tahu artikel strategi HRD lainnya dari Coach Yohanes G. Pauly? Klik strategi HRD berikut ini!

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *