Penilaian kinerja karyawan

Ketahui 6 Langkah Penilaian Kinerja Karyawan agar Performa Karyawan Meningkat

penilaian kinerja karyawan

Sudah punya sistem penilaian kinerja karyawan di Bisnis Anda? Hati-hati kalau ternyata selama ini Anda belum punya! Karena bisa jadi ternyata yang Anda pikir kerjanya bagus malah ternyata kinerjanya tidak bagus dan menjadi “duri dalam daging” di Bisnis Anda. Yuk simak 6 langkah penilaian kinerja karyawan ini agar performa karyawan meningkat dan bisnis berkembang ke level lebih tinggi!

Management by “kayaknya

Kalau Anda selama ini tidak punya sistem penilaian kinerja karyawan di Bisnis Anda, lalu bagaimana Anda menilai performa kerja karyawan Anda selama ini? Jangan-jangan pakai management by “kayaknya”?

Artinya yang sering terjadi adalah Anda hanya mengandalkan perasaan atau mengira-ngira saja apakah karyawannya Anda itu bagus atau tidak kerjanya. “Kayanya sih si Johnny itu bagus ya. Karena saya paling sering bicara dengan si Johnny”, atau “Kayanya si Joko itu tidak oke kerjanya, soalnya saya jarang lihat dia”, itu kira yang terjadi di pemikiran Anda.

Sistem penilaian kinerja karyawan agar bisnis next level

Agar penilaian kinerja karyawan tidak hanya sekedar perkiraan Anda saja dan bisa  terukur dengan lebih akurat, pemilik bisnis harus menerapkan Key Performance Indicator & Monitoring (KPIM).

Mungkin pemilik bisnis pernah menerapkan Key Performance Indicator (KPI) di bisnis namun tidak mampu membuat karyawan termotivasi dan bekerja lebih baik lagi.

Bedanya adalah KPIM tidak hanya sekedar penilaian kinerja karyawan saja, tapi juga menitikberatkan pada monitoring. KPIM yang dicetuskan oleh Global Awards Winning Business Coach, Coach Yohanes G. Pauly dan terbukti bisa membuat karyawan bekerja makin baik dari bulan ke bulan.

Lalu bagaimana cara membuat sistem penilaian kinerja karyawan KPIM?

1. Membuat KPIM dari atas

Langkah pertama membuat sistem penilaian kinerja karyawan dengan KPIM adalah dimulai dari pemilik bisnis atau CEO, lalu turun ke direct report di bawahnya seperti direktur, turun ke level manager, ke level supervisor, dan akhirnya ke level yang paling bawah.

Jadi bukan membuat KPIM dari bawah, karena semua dimulai dari atas, maka akan lebih mudah saat menurunkan KPIM tersebut ke bawah. KPIM CEO kemungkinan besar tidak jauh dari business goals dari bisnis tersebut. Lalu turunkan ke bawah baris demi baris di organization structure.

2. Buat mulai dari posisi yang paling penting

“Mulailah memilih posisi yang paling penting untuk mencapai business goals yang sudah ditetapkan, misalnya jika salah satu business goals yang mau dicapai adalah sales, maka mulailah membuat KPIM untuk Sales Director, kemudian ke Sales Manager, dan Sales Supervisor, hingga ke Sales Officer.” ucap Coach Yohanes G. Pauly.

3. Tentukan top 3 yang ingin dicapai, ukuran, dan bobotnya

Karena setiap karyawan harus mempunyai KPIM, maka tentukan apa top 3 yang harus dicapai dan target ukuran dari setiap indikator.

Setiap KPIM sebaiknya memiliki 3 indikator yang mau dimonitor. Bila terlalu banyak, maka orang di posisi tersebut jadinya tidak fokus atas apa yang diharapkan. Bila terlalu sedikit kemungkinan akan membuat tanggungjawab orang tersebut tidak tercakup dengan baik.

Kemudian tentukan bobot dari setiap indikator tersebut. Ingat bahwa bobot ini menentukan prioritas dan fokus di posisi tersebut.

4. Tentukan Rewards & Consequences

Buat rewards atau penghargaan untuk apa yang akan didapatkan oleh karyawan di posisi tersebut bila ia mencapai atau bahkan over-achieve dari target yang disetujui bersama.

Sebaliknya, Anda juga harus membuat consequences atau konsekuensi (bukan punishment atau hukuman) bila karyawan tidak mencapai target yang disetujui bersama.

5. Hitunglah KPIM Score

Pada akhir periode misalnya di akhir bulan atau di awal bulan berikutnya, masukkan angka yang aktual yang dicapai oleh karyawan di posisi tersebut ke dalam KPIM- nya dan hitung berapa KPIM Score dari orang tersebut. Inilah angka yang penting yang menggambarkan bagaimana kinerja karyawan.

Baca juga:

6. Monitoring secara Periodik

Banyak KPI (bukan KPIM) tidak jalan karena tidak ada monitoring system. Cara monitoring pada sistem penilaian kinerja karyawan KPIM adalah dengan urutkan nilai karyawan dari yang paling tinggi ke yang paling rendah. Kemudian kumpulkan seluruh karyawan dan tampilkan nilai KPIM ini.

Normalnya, karyawan yang nilainya dibawah akan merasa malu dan akan bekerja lebih giat lagi agar bulan berikutnya tidak berada di posisi bawah.

“Dengan KPIM, pemilik bisnis bisnis bisa memonitoring siapa karyawan yang konsisten di bawah dan langkah apa yang harus diambil agar kinerja karyawan tersebut makin membaik.” tutup Coach Yohanes G. Pauly.

Sistem penilaian kinerja karyawan dengan KPIM ini jika diterapkan akan memacu karyawan untuk bekerja dengan giat untuk mencapai target dan membawa bisnis makin berkembang ke level yang lebih tinggi.

Mau tahu artikel strategi HRD lainnya dari Coach Yohanes G. Pauly? Klik strategi HRD berikut ini!

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *